Label

Senin, 07 Maret 2016

Sejarah Reog ponorogo

                                        Reog Ponorogo
 
          Sejarah Reog Ponorogo Budaya Asli Indonesia Reog Ponorogo merupakan salah satu dari  kesenian budaya yang berasal Jawa Timur. Mengapa dinamakan Ponorogo? Ya, kesenian ini berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Biasanya, gerbang pada kota Ponorogo ini dihiasi pula oleh warok serta gemblak. Kedua sosok inilah yang ikut serta tampil pada kesenian reog ini disajikan.

                Reog ini adalah salah satu budaya khas daerah terdapat di Indonesia dan masih sangat kental pula dengan berbagai hal yang masih berbau mistik serta ilmu kebatinan dari lakon reog yang kuat. Sejarah dari reog ponorogo dimulai ketika tahun 1920an.
               Sebenarnya ada lima macam versi cerita yang terkenal dari asal usul reog dan warok ini. Cerita yang paling terkenal adalah tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu yang merupakan seorang abdi kerajaan ketika masa Bhre Kertabhumi, merupakan raja kerajaan Majapahit yang terakhir, di mana berkuasa pada abad 15. Ki Ageng Kutu marah besar karena pengaruh yang kuat dari pihak istri raja kerajaan Majapahit yang asalnya dari Cina. Selain hal itu, ia juga murka kepada rajanya sendiri yang dalam menjalankan pemerintahannya banyak terjadi korupsi. Ia dapat memastikan bahwa kekuasaan dari kekuasaan kerajaan Majapahit akan segera berakhir.
              Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan sang raja lalu ia mendirikan perguruan, yang mana ia sendiri yang mengajar ilmu kekebalan diri, seni bela diri anak-anak muda,serta ilmu kesempurnaan hidup dengan menaruh harapan bahwa mereka inilah calon bibit-bibit kebangkitan kerajaan Majapahit yang mulai runtuh. Mungkin tersadar bahwa pasukannya terlalu lemah dan kecil untuk diadu melawan pasukan dari kerajaan. Maka, pesan politis dari Ki Ageng Kutu ini hanya disampaikannya melalui pertunjukan seni Reog Ponorogo. Hal ini juga bisa berarti “sindiran” kepada Raja Kertabhumi serta kerajaannya.
Hasil gambar untuk sejarah reog
            Pagelaran Reog Ponorogo ini menjadi cara dan strategi Ki Ageng Kutu untuk membangun perlawanan masyarakat local dengan menggunakan kepopuleran Reog. Dalam pertunjukan Reog, juga ditampilkan topeng dengan bentuk kepala singa yang biasa dikenal sebagai “Singa barong”, raja hutan, yang menjadikannya simbol Kertabhumi. Pada bagian atas, ditancapkannya bulu-bulu merak sampai benar-benar menyerupai kipas yang raksasa dengan menyimbolkan pengaruh kuat dari para rekan Cinanya serta mengatur atas segala gerak-gerik yang dilakukannya.
              Jatilan, merupakan peranan oleh gemblak yang mana menunggangi kuda-kudaan, sehingga menjadi simbol kekuatan dari pasukan Kerajaan Majapahit di mana menjadi perbandingan yang sangat kontras antar kekuatan warok. Sementara itu, yang berada di balik topeng dengan badut merah yang menyimbolkan Ki Ageng Kutu, sendirian serta menopang berat topeng singabarong tersebut hingga mencapai lebih 50 kg hanya dengan mengandalkan giginya. Kepopuleran dari Reog Ki Ageng Kutu ini akhirnya dapat menyebabkan Bhre Kertabhumi segera mengambil tindakan lalu menyerang perguruan Ki Ageng Kutu, pemberontakan ini oleh warok dengan sigap cepat dileraikan, sehingga menyebabkan perguruan dilarang akan melanjutkan pengajarannya akan warok.
              Namun, ternyata murid-murid Ki Ageng kutu ini tetap juga melanjutkan ajaran ini namun secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Meskipun begitu, kesenian Reog tersebut dengan sendirinya masih diperbolehkan untuk acara pementasan, karena kesenian ini telah menjadi pertunjukan yang populer di antara kaum masyarakat. Namun, jalan dari ceritanya memiliki alur yang baru yang mana ditambahkan dengan karakter-karakter yang dimiliki dari cerita rakyat daerah Ponorogo diantaranya, Dewi Songgolangit, Kelono Sewandono,serta Sri Genthayu. Hingga saat ini, masyarakat Ponorogo masih dan hanya mengikuti apa yang telah menjadi warisan leluhur warisan budaya yang kaya. Seni Reog Ponorogo ini merupakan cipta dari kreasi manusia dalam aliran kepercayaan secara turun temurun dan masih dilestarikan. Sekian tentang Reog Ponorogo.
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak pembahasan berikut: Asal Usul Reog Ponorogo Asal Usul Reog Ponorogo Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka. Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin. Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang Prabu Kelana. Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja. Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau. Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun lahir. Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber, Girang gemirang”. Demikianlah cerita asal usul reog ponorogo yang dipercayai oleh masyarakat sekitar sebagai awal lahirnya kesenian ini. Semoga cerita ini dapat meyakinkan kita bahwa memang kesenian reog ponorogo memang benar-benar hasil karya budaya leluhur tanah air Indonesia pada tempo dulu

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak pembahasan berikut: Asal Usul Reog Ponorogo Asal Usul Reog Ponorogo Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka. Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin. Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang Prabu Kelana. Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja. Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau. Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun lahir. Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber, Girang gemirang”. Demikianlah cerita asal usul reog ponorogo yang dipercayai oleh masyarakat sekitar sebagai awal lahirnya kesenian ini. Semoga cerita ini dapat meyakinkan kita bahwa memang kesenian reog ponorogo memang benar-benar hasil karya budaya leluhur tanah air Indonesia pada tempo dulu.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak pembahasan berikut: Asal Usul Reog Ponorogo Asal Usul Reog Ponorogo Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka. Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin. Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang Prabu Kelana. Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja. Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau. Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun lahir. Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber, Girang gemirang”. Demikianlah cerita asal usul reog ponorogo yang dipercayai oleh masyarakat sekitar sebagai awal lahirnya kesenian ini. Semoga cerita ini dapat meyakinkan kita bahwa memang kesenian reog ponorogo memang benar-benar hasil karya budaya leluhur tanah air Indonesia pada tempo dulu.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar