Label

Selasa, 08 Maret 2016

Sejarah Lengkap Kerajaan Majapahit

Letak Geografis
          Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu.

Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit
          Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang bagian utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia dan dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasil menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol, sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.
Raja-raja Majapahit
Kertajasa Jawardhana (1293 – 1309)
            Merupakan pendiri kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya dibantu oleh mereka yang turut berjasa dalam merintis berdirinya Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja yang sangat besar jasanya diberi kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang, Blambangan. Raden Wijaya memerintah dengan sangat baik dan bijaksana. Susunan pemerintahannya tidak berbeda dengan susunan pemerintahan Kerajaan Singasari.
Raja Jayanegara (1309-1328)
       Kala Gemet naik tahta menggantikan ayahnya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada Masa pemerintahannnya ditandai dengan pemberontakan-pemberontakan. Misalnya pemberontakan Ranggalawe 1231 saka, pemberontakan Lembu Sora 1233 saka, pemberontakan Juru Demung 1235 saka, pemberontakan Gajah Biru 1236 saka, Pemberontakan Nambi, Lasem, Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang berbahaya, hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun semua itu dapat diatasi. Raja Jayanegara dibunuh oleh tabibnya sendiri yang bernama Tanca. Tanca akhirnya dibunuh pula oleh Gajah Mada.
Tribuwana Tunggadewi (1328 – 1350)
       Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putrapun, oleh karena itu yang seharusnya menjadi raja adalah Gayatri, tetapi karena ia telah menjadi seorang Bhiksu maka digantikan oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh suaminya yang bernama Kartawardhana. Pada tahun 1331 timbul pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Sadeng dan Keta (Besuki). Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga. Gajah Mada kemudian berusaha menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman. Pada tahun 1339, Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut :”Lamun luwas kalah nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana sun amukti palapa”. Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan.
Hayam Wuruk
        Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun dan bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai keemasannya. Dari Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tettangga. Satu-satunya daerah yang tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu dibawah kekuasaan Sri baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda bunuh diri.
        Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti “untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389.
Wikramawardhana
       Putri mahkota Kusumawardhani yang naik tahta menggantikan ayahnya bersuamikan Wikramawardhana. Dalam prakteknya Wikramawardhanalah yang menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi anak Hayam Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak menduduki tahta kerajaan walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan untuk memerintah di Bagian Timur Majapahit , yaitu daerah Blambangan. Perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi disebut perang Paregreg.
      Wikramawardhana meninggal tahun 1429, pemerintahan raja-raja berikutnya berturut-turut adalah Suhita, Kertawijaya, Rajasa Wardhana, Purwawisesa dan Brawijaya V, yang tidak luput ditandai perebutan kekuasaan.
Sumber Sejarah
  Sumber sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya kerajaan Majapahit berasal dari berbagai sumber yakni :
      Prasasti Butok (1244 tahun). Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia berhasil naik tahta kerajaan. Prasasti ini memuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan
        Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama, kedua kidung ini menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari kediri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit
Kitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit
Kitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan Rajam Hayam Wuruk ke Jawa Timur.
Kehidupan Politk
         Majapahit selalu menjalankan politik bertetangga yang baik dengan kerajaan asing, seperti Kerajaan Cina, Ayodya (Siam), Champa dan Kamboja. Hal itu terbukti sekitar tahun 1370 – 1381, Majapahit telah beberapa kali mengirim utusan persahabatan ke Cina. Hal itu diketahui dari berita kronik Cina dari Dinasti Ming.
       Raja kerajaan Majapahit sebagai negarawan ulung juga sebagai politikus-politikus yang handal. Hal ini  dibuktikan oleh Raden Wiajaya, Hayam Wuruk, dan Maha Patih Gajahmada dalam usahanya mewujudkan kerajaan besar, tangguh dan berwibawa. Struktur pemerintahan di pusat pemerintahan Majapahit :
1. Raja
2. Yuaraja atau Kumaraja (Raja Muda)
3. Rakryan Mahamantri Katrini
a. Mahamantri i-hino
b. Mahamantri i –hulu
c. Mahamantri i-sirikan
4. Rakryan Mahamantri ri Pakirakiran
a. Rakryan Mahapatih (Panglima/Hamangkubhumi)
b. Rakryan Tumenggung (panglima Kerajaan)
c. Rakryan Demung (Pengatur Rumah Tangga Kerajaan)
d. Rakryan Kemuruhan (Penghubung dan tugas-tugas protokoler) dan
e. Rakryan Rangga (Pembantu Panglima)
5. Dharmadyaka yang diduduki oleh 2 orang, masing-masing dharmadyaka dibantu oleh sejumlah pejabat keagamaan yang disebut Upapat. Pada masa hayam Wuruk ada 7 Upapati.
           Selain pejabat-pejabat yang telah disebutkan dibawah raja ada sejumlah raja daerah (paduka bharata) yang masing-masing memerintah suatu daerah. Disamping raja-raja daerah adapula pejabat-pejabat sipil maupun militer. Dari susunan pemerintahannya kita dapat melihat bahwa sistem pemerintahan dan kehidupan politik kerjaan Majapahit sudah sangat teratur.
Kehidupan Sosial Ekonomi dan Kebudayaan
           Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang perekonomian (pelayaran dan perdagangan). Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan.
Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu cendana.
          Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting.
Sebagai kerajaan Produsen – Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur. Dengan daerah subur itu maka kerajaan Majapahit merupakan produsen barang dagangan.
Sebagai Kerajaan Perantara – Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Keadaan masyarakat yang teratur mendukung terciptanya karya-karya budaya yang bermutu. bukti-bukti perkembangan kebudayaan di kerajaan Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berikut ini :
Candi : Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).
Sastra : Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi
Sastra Zaman Majapahit Awal
  • Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
  • Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Kunjarakarna
  • Kitab Parhayajna
Sastra Zaman Majapahit Akhir
  • Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa Tengah, diantaranya ada yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting antara lain :
  • Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit
  • Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
  • Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
  • Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe
  • Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
  • Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa.
  • Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali.
         Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi kitab sastra yang penting pada zaman Majapahit akhir seperti Kitab Paman Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang, Korawasrama, Babhulisah, Tantri Kamandaka dan Pancatantra.

Sejarah Kerajaan Majapahit ( 1293-1500 )

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan dengan luas wilayah yang terbesar di indonesia selain Kerajaan Sriwijaya. Artikel ini akan mencoba membahas sejarah kerajaan ini secara lengkap dan detail mulai dari sejarah berdirinya, Lokasi kerajaan, Kondisi sosial dan politik, Raja raja yang memerintah serta peninggalan dari kerajaan majapahit. Silahkan anda simak selengkapnya.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit 

Sebelum kerajaan Majapahit berdiri, Kerajaan Singasari merupakan kerajaan yang paling kuat di tanah Jawa. Hal ini menarik perhatian dari Kubilai Khan, yaitu seorang penguasa dari Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia kemudian mengirimkan utusan yang mempunyai nama Meng Chi untuk menuju ke kerajaan Singasari guna menuntut upeti. Kertanagara yang merupakan penguasa kerajaan Singasari yang terakhir menolak dengan tegas untuk membayar upeti dan ia juga mempermalukan utusan tersebut ( Meng Chi ) dengan cara merusak wajah serta memotong telinganya. Mendengar kabar tersebut Kubilai Khan marah kemudian ia memberangkatkan ekspedisi besar ke tanah Jawa pada tahun 1293 M.

Pada saat itu, Jayakatwang adipati Kediri, sudah menggulingkan kekuasaan serta membunuh Kertanegara. Atas saran dari Aria Wiraraja, Jayakatwang kemudian memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, yang merupakan menantu dari Kertanegara. Kemudian, Wiraraja mengirimkan utusan ke Daha, yang membawa sebuah surat yang berisi pernyataan, Bahwa Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada Raja Jayakatwang.

Jayakatwang memberi jawaban surat di atas dengan senang hati. Kemudian Raden Wijaya diberi wilayah hutan Tarik. Raden wijaya kemudian membuka hutan itu lalu membangun sebuah desa baru. Desa itu kemudian dinamakan Majapahit, Nama Majapahit diambil dari nama buah maja yang mempunyai rasa pahit dan rasa "pahit" dari buah tersebut.
wilayah Kerajaan Majapahit
Luas wilayah Kerajaan Majapahit, Photo credit
Pada waktu pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk memerangi Jayakatwang. Setelah berhasil menggulingkan kekuasaan Raja Jayakatwang, Raden Wijaya kemudian berbalik menyerang pasukan Mongol.

Karena mendapat serangan yang mengejutkan pasukan mongol terpaksa pulang kembali, pasukannya sendiri kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing. Ditambah saat itu juga merupakan kesempatan terakhir pasukan mongol untuk bisa menangkap angin muson agar dapat kembali pulang, atau mereka harus menunggu selama enam bulan lagi.

Menurut para ahli tanggal pasti berdirinya Kerajaan Majapahit adalah saat penobatan Raden wijaya menjadi raja yaitu tanggal 10 november 1293. Raden wijaya sendiri memerintah majapahit dari tahun 1293 M sampai tahun 1309 M. Pendiri kerajaan majapahit adalah Raden Wijaya.

Letak Kerajaan Majapahit

Kerajaan majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di propinsi Jawa Timur, Indonesia dengan letak ibukota di wilayah yang sekarang bernama Trowulan di Kabupaten Mojokerto. Majapahit berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M.

Kerajaan ini mencapai masa puncak kejayaannya pada mas pemerintahan Hayam wuruk, dengan luas wilayahnya seluas wilayah negara indonesia saat ini, bahkan pengaruhnya sampai sampai ke beberapa negara lain di wilayah asia tenggara ( meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan ).

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai wilayah Nusantara serta dianggap sebagai salah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Berdasarkan Negarakertagama, kekuasaan wilayahnya terbentang dari pulau Jawa, pulau Sumatra, Semenanjung Malaya, pulau Kalimantan, hingga wilayah Indonesia bagian timur.

Kondisi sosial dan politik kerajaan

Pengganti Raden wijaya adalah Jayanegara yang memerintah dari tahun 1309 M sampai tahun 1328 M, Saat di angkat menjadi raja usia jayanegara masih sangat muda yaitu 15 tahun. Berbeda dari ayahnya Jayanegara tidak mempunyai kecakapan dalam memerintah sehingga ia mendapat julukan "Kala Gemet" yang berarti lemah dan jahat.

Pada masa pemerintahannya banyak sekali terjadi pemberontakan, dari seluruh pemberontakan yang terjadi pemberontakan yang hampir berhasil menggulingkan kekuasaannya adalah pemberontakan oleh salah seorang kepercayaan dan penasehat raja bernama Ra Kuti.

Beruntung Gajah Mada yang pada saati itu menjadi pasukan pengawal raja berhasil memadamkan pemberontakan tersebut. Ia berhasil menyelamatkan jayanegara dengan mengungsikannya sementara ke desa bernama badander. Jayanegara meninggal akibat operasi yang dilakukan oleh tabib yang bernama Tancha, ia menaruh dendam terhadap jayanegara. Tancha lalu dibunuh oleh Gajah Mada.
- See more at: http://www.kopi-ireng.com/2015/02/sejarah-kerajaan-majapahit-1293-1500.html#sthash.CWtIYF08.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar